I Can Do It !

Bicara tentang obsesi, setiap orang pasti memiliki sebuah obsesi dalam hidupnya. Hidup terasa kurang lengkap kalo kita nggak punya obsesi buat dijadiin target.  Dimana obsesi itu sendiri mempunyai arti "Keinginan akan sesuatu dan sampai kapanpun akan berusaha sebisa mungkin untuk memenuhi keinginan itu" Tanpa memiliki sebuah obsesi manusia sama saja tidak mempunyai tujuan untuk hidup.

Saya sempet bertanya sama teman saya di kampus tentang obsesi mereka.

"Bro, apa obsesi lo buat kedepan?"
"Mau mengubah dunia"

"Kalo lo apaan?"
"Gua mau jadi ganteng"



"Obsesi lo apaan?"
"Mau punya pacar satu kampus"

Obsesi orang emang beda-beda, tergantung dengan keinginan dalam diri mereka sendiri. Kalo kita sudah punya obsesi, berarti kita sudah mempunyai tujuan hidup kita. Ada orang yang berusaha untuk mewujudkan obsesinya. Ada juga orang yang cuma 'punya' obsesi tanpa mewujudkannya. Tidak banyak orang yang berhasil mewujudkan obsesi mereka. Mereka hanya bisa berbica tanpa ada usaha untuk mewujudkan.

Ngomong-ngomong tentang obsesi, kali ini saya akan menceritakan sedikit tentang obsesi diri saya sendiri.
Saya berbeda dengan Ester. Kalo Ester mempubllikasikan obsesinya yang ingin menjadi dokter dengan tampil di youtube. Tapi kalo saya mencoba untuk mempublikasikan obsesi saya dengan sebuah tulisan. Karena apa? Agar saya tidak malu untuk menceritakan kepada orang lain tentang obsesi saya. Katanya juga sih manfaat menulis sebuah obsesi adalah agar lebih mudah tercapai dan dapat didoakan oleh banyak orang. Obsesi yang tidak tertulis hanyalah khayalan dan angan-angan semata. Dengan menulis tentang obsesi, berarti obsesi kita buat kedepan sudah jelas, selain itu kita bisa fokus untuk mewujudkan obsesi tersebut.

Obsesi saya mah banyak, diantaranya bisa nge-date bareng Asmirandah, bisa foto bareng dengan Raditya Dika, bisa joget bareng dengan Julia Perez, dan lain-lain. Tapi saya akui kalo obsesi saya yang tadi mungkin cuma khayalan. Karena gak mungkin muka abstrak kayak saya bisa nge-date bareng Asmirandah ataupun joget dengan Julia Perez. Kalo foto bareng Raditya Dika itu bisa jadi obsesi kedepan agar saya lebih giat untuk menulis. Kali aja saya ketularan jadi penulis juga kayak dia.

Itu cuma obsesi sampingan, nah saya juga mempunyai obsesi UTAMA dalam diri saya sendiri. Obsesi yang benar-benar akan saya wujudkan suatu saat nanti. Obsesi ini muncul ketika saya melihat 2 orang yang benar-benar menjadi inspirasi buat saya. Dia adalah kakak sepupu saya @gustafardana , alumni mahasiswa ITB jurusan STEI, sekarang ia sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta ternama di ibu kota. Dan satu lagi, kakak kandung saya @bastiantama yang akhir tahun ini akan wisuda. Mereka mempunyai hobi yang sama, hobi mereka itu yang menjadi obsesi utama saya sekarang. Yaitu, mendaki puncak gunung !

Awalnya saya lihat kak Gustaf hobi mendaki gunung, sudah banyak puncak gunung yang ia datangi. Setelah itu saya lihat juga kak Tama mengikuti Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) di kampusnya. Ia berhasil mendaki puncak Gunung Dempo 2 kali. Mereka berdua juga pernah mendaki Gunung Dempo berdua.

Ketika baru masuk kuliah saya di saranin sama kak Gustaf untuk coba mendaki gunung. Katanya, itu bisa melatih ketangguhan pada diri kita. Mendaki gunung juga seru. Saya mendengar cerita dari mereka tentang pengalaman mereka mendaki gunung juga membuat saya semakin penasaran untuk mencoba mengikuti jejak mereka dengan mendaki gunung.

Sekarang hal pertama yang akan saya lakukan adalah merencanakan obsesi saya untuk mendaki gunung. Saya tau kalo manusia hanya bisa merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Tapi saya pernah denger kutipan seperti ini "setiap ada keinginan pasti akan ada jalan". Yaa, Tuhan juga pasti akan selalu memberikan jalan untuk mewujudkan obsesi kita. Saya sepertinya diberikan jalan untuk mewujudkan obsesi saya tersebut. Di kampus saya, saya bertemu dengan seorang teman yang mempunyai hobi mendaki gunung, namanya Zen. Zen pernah mendaki beberapa gunung yang ada di Jawa Barat ketika dia SMA. Setelah ngobrol bareng dia, kami sudah mempunyai rencana untuk mendaki puncak gunung bersama, waktu dan tempat telah kami tentukan bersama. Jika tidak ada halangan kami akan mendaki dalam waktu yang dekat.

Perjuangan yang akan saya lakukan adalah berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan obsesi saya. Selain itu saya harus banyak mencari informasi tentang hal yang dilakukan sebelum mendaki gunung karena mendaki gunung bukanlah hal yang mudah, terutama bagi pemula seperti saya. Seandainya saya berhasil mewujudkan obsesi itu, saya akan berteriak "I CAN DO IT!" sekuat mungkin, agar orang tau kalo obsesi itu bukan cuma khayalan.

Seperti dalam lirik lagu Fix you dari secondhand serenade "If you never try you will never know"
Jelas dikatakan jika kita tidak pernah mencoba, kita tidak akan pernah tau. Maka dari itu, saya akan mencoba untuk mendaki gunung untuk mewujudkan obsesi saya. Masalah gagal itu urusan belakang. Karena dalam diri saya mempunyai motto...

"Lebih baik mencoba dan gagal daripada jadi pecundang!


suatu saat saya akan seperti mereka !

kanan : Kak Gustaf, kiri : Kak Tama

"if you can dream it, you can do it" yeah, trust me, I CAN DO IT!


"Tulisan ini diikutsertakan dalam Best Article Blogger Energy"

18 komentar:

  1. wuiiiiihh obsesinya keren ... mau manjat gunung gitu semoga lekas terwujud yahh.. sukses buat BAnya^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak itu obsesi saya, semoga terwujud amiiin. thanks mbak :)

      Hapus
  2. keren! begitu nonton film 5cm, gue juga tiba-tiba pengen mendaki, tapi setelah nonton cctv di trans7, gue jadi ga pengen lagi. hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang ditonton mah yang menginspirasi kita, jangan yang malah menakutkan kita. cctv itu kan hanya sebagian orang yang ngelakuin kyk gitu, yang lain mah biasa" aja.

      Hapus
  3. waa obsesinya keren! kenapa ga ikut mapala aja? semoga terwujud ya!

    BalasHapus
  4. wah naik gunung, smoga terwujud ya.. tapi akhir" ni banyak gunung meletus, hati" :D

    BalasHapus
  5. kao obsesi kamu mendaki gunung, baca deh blog nya kak Lina.. isinya tentang naik gunung banyak tuh. pasti bakal tambah semangat deh...

    klo menurut yg aku baca dari blog nya kak Lina, naik gunung itu bukan soal kita punya udang dan waktu, tapi soal niat. kalo kita niat banget. pasti bisa. semoga kesampean yaa.....

    BalasHapus
  6. rencananya mau mendaki gunung mana?
    semoga di beri kelancaran ya

    BalasHapus
  7. Tapi baru baja tulisan Risah yang tentang obsesi juga, pengertian obsesi kalau dilihat dari KBBI itu jauh banget dari sekedar keinginan yang menggebu, lho.
    Malah merujuk ke gangguan mental.

    Aku BUKAN bilang kamu ngalamin gangguan mental. lho. Seriusan -,-"

    Moga kesampean naik gunungnya.

    BalasHapus
  8. so sweet..
    eh tapi aku udah kesampean sih..manjat bromo doang tapi..hahahaaa

    BalasHapus
  9. lakukan dan kamu akan berhasil meski ada kemungkinan gagal.

    naik gunung itu butuh mental dan kemampuan bertahan hidup di hutan, iya kalau naiknya digunung yang emang rame, banyak pendaki lain. Kalau naiknya digunung yang jarang pendaki? Mau gakmau harus bertahan sendiri.

    BalasHapus
  10. Bener banget, lebih baik nyoba dan gagal daripada gak pernah nyoba dan gak ada pengalaman sama sekali :)

    BalasHapus
  11. Risky, obsesi mu aku bangeeeet, hahahaha...
    aku juga pingin banget bisa berdiri di puncak Semeru, Merbabu, Bromo!! Udah itu ajaaah...dan aku yakin, one day aku pasti bisa ke sana!!

    kek kerja aja, ada sampingan segala. hahaha...

    BalasHapus
  12. obsesinya laki banget yak mendaki gunung, aku juga pengen sih sebenernya tapi gak sampe aku jadiin sebegitu obsesinya ._.

    BalasHapus
  13. "If you never try you will never know" gue suka sama kalimat ini. emang bener kita gak akan pernah tahu jika kita belum mencoba.
    gue juga lagi pingin nih mendaki gunung, tapi entah kenapa sampai sekarang belum jadi jadi -_-

    BalasHapus
  14. Hehehe. Komentar Risah membuat saya malu. Saya kan baru juga dalam hal mendaki gunung.:)

    Menurut saya, RIzky, itu bukan obsesi. Itu adalah keinginan atau impian. Obsesi itu ketika kita menanamkan dalam hati dengan kata "POKOKNYA". Ya itu tadi, tanpa melihat kesiapan kita dari awal sampai akhir. Misalnya memang benar ingin mendaki gunung, ya siapkan segala sesuatunya dahulu. Bukan asal mendaki saja. Kalau obsesi, biasanya ia tidak memperhitungkan resiko atau bahaya yang akan ditanggung. Sedangkan impian atau keinginan, menuntun kita melihat realita, menyiapkan fisik dan mental dengan sungguh sunguh agar bisa mencapai keinginan itu dengan sebuah persiapan matang, bukan asal asalan.

    Selamat mencoba. Mendakilah yang pendek dahulu sebagai pemanasan menuju gunung yang lebih tinggi. Siapa tahu, kau menjadi pendaki terkenal dan hebat nantinya. Intinya, pertama niat, siap fisik dan mental, doa, dan uang mengikuti. :)

    BalasHapus
  15. pertama baca quote lo, gue jadi inget quote "u will never know till u've tried"
    quote yang ada di buku kiki jaman gue SD .___. ya artinya mirip2 lah ~ haha

    kakak lo keren juga ikutan mapala, biasanya yang ikutan mapala orangnya tangguh2 :|
    semoga nanti kita bisa naik gunung bareng anak2 BE XD
    yaa gunung setinggi bukitnya teletubbies juga gak papa deh -_-

    BalasHapus
  16. wuih motivator banget ni bro! semoga sukses!, oiya mampir ke blog gw juga ya bro

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.