Kacang Lupa Kulit?

Kali ini saya akan sedikit bercerita dengan perilaku manusia yang datang kepada Allah SWT pada saat dia butuh.

Sebut saja Andi. Dia seorang pengusaha sukses dan mempunyai harta yang banyak. Ditengah kesibukannya, ia tidak dapat meluangkan waktunya untuk mengerjakan shalat. Ia selalu sibuk dengan pekerjaannya. Suatu ketika, segerombolan pencuri memasuki rumahnya yang penghuninya sedang pergi semua. Sehingga harta-harta Andi hilang dan kerugiannya mencapai 500 juta. Karena kejadian itu Andi baru teringat kepada Allah SWT dan ia meminta pertolongan kepada-Nya.
Namun, yang menjadi pertanyaan sekarang “Kenapa ketika diposisi susah kita baru datang kepada Allah SWT ?”
Kebanyakan manusia datang kepada Allah SWT pada saat butuhnya saja. Ketika sedang hidup bahagia, rezeki banyak, ia seakan lupa kepada Allah SWT. Tetapi, ketika hidupnya sedang tertimpa musibah. Ia datang kepada Allah memohon pertolongan.

         Gak usah jauh-jauh deh, dalam pertemanan juga masih ada kayak gitu. Terkadang ada teman kita yang waktu lagi butuh pertolongan dia minta bantuan sama kita. Awalnya dia cuma deket-deket lagi dengan kita. Ternyata ada udang di balik batu, ia meminta kita buat ngebantu dia. Karena teman jadi kita ngerasa gak enak sama dia, yaudah kita bantuin. Tapi, setelah kita ngebantu dia dan masalahnya udah selesai kita jadi korbannya. Kita dilupain gitu aja sama dia. Dia pergi ntah kemana, kalo ketemu dia nya kayak biasa aja. Bukannya kita gak ikhlas ngebantu dia, tapi caranya itu yang salah. Udah enak malah pergi. Oalaaah, itu mah sama kayak peribahasa  “kacang lupa kulit”.

          Kita aja masih kesal kalo ketemu dengan teman yang kacang lupa kulit, Bagaimana dengan Allah SWT kalo kita perlakuin juga kayak gitu?

       Ya Alhamdulillah kalau emang kita dapat berubah dan tidak mengulangi kesalahan sebelumnya. Tapi, jika kita mengulanginya kembali dan lupa kembali kepada Allah SWT. Apakah Allah SWT akan diam saja? Waallahualam