Sendiri Menghilang Pulang - Part 2
(Cerita sebelumnya PART 1)
Tepat pukul 7 pagi hp saya berdering...
"Kamu dimana... Dengan siapa.. semalam berbuat apa. Kamu dimana.. dengan siapa disini aku menunggumu dan bertanya"
Saya lihat ada telepon via Line dari Sanza. Teman saya buat balik bareng ke Palembang. Selain dia ada Oki, dan Nadia yang akan pulang bareng saya.
“Riiiii banguuuun, udah jam 7 nii” Kata dia dengan nada tinggi.
“Iye bawel, udah bangun dari beberapa detik yang lalu” Saya kesel karena ganggu mimpibasah saya. FYI, selain panggilan saya Rizky, saya juga biasa dipanggil Arie oleh teman-teman saya.
Setelah telepon itu saya bangun dari tempat tidur untuk mempersiapkan kembali barang-barang yang akan di bawa. Tak lama kemudian hp saya kembali berunbyi. Kali ini ada telepon via Line dari Markus.
“Haloooo, saya udah bangun Kus” Kata saya.
“Oh. Syukur dah. Saya sekarang udah di kereta” Ujar Markus.
“Yowes, hati-hati di perjalanan Kus. Thanks udah mau ngebangunin hahha”
“Wokeee”
Semua barang sudah saya siapkan. Saya pun tidur-tiduran di kasur sambil buka media social dari hp. Karena tidur-tiduran akhirnya saya pun tertidur ‘lagi’.
Pukul 8 pagi hp berbunyi, kali ini ada telepon lagi dari Sanza.
“Riii, dimana?” tanya Sanza.
“Halo, iya. Saya di asrama. Kenapa”
“Saya udah di depan asrama. Ini udah di taxi. Cepet.”
“Siap, Bu!”
Saya langsung buru-buru ke kamar mandi buat cuci muka, setelah itu ngambil barang dan langsung ke depan asrama. Di depan asrama saya lihat ada Nadia dengan pacarnya, sedangkan Sanza di dalam taxi blue bird. Saya pun masuk taxi dan duduk di kursi bagian belakang bersama Sanza. Di kursi bagian depan di jadiin tempat ngeletakkin koper karena di bagasi udah gak muat lagi ngeletakkin barang.
“Eh kenapa Nadia gak masuk ke dalem taxi”
“Dia mau sama pacarnya tuh, tapi barang-barangnya ada di mobil”
“Ohhh...” saya pun melihat asrama buat terakhir sebelum saya memulai liburan.
Supir taxi pun mulai mengemudi mobilnya menuju Bandara Hussein Sastranegara. Pagi itu jalanan Bandung terlihat padat merayap. Pak supir memilih untuk melewati jalan tol agar tidak terjebak macet dan lebih cepat sampai. Kurang lebih setengah jam kemudian kami pun sampai di bandara. Pak supir menurunkan barang-barang dari mobil. Saya pun mengecek barang yang ada di jok depan dan bagasi mobil.
“Udah selesai semua, Pak?” Tanya saya ke pak supir.
“Udah semua a” jawab dia.
“Ini pak bayarannya, haturnuhun (makasih) ya pak”
“Sami-sami a’”
Pak supir pun masuk kembali kedalam mobil dan pergi meninggalkan barang. Selagi menunggu Oki dan Nadia yang belum datang, saya dan Sanza membawa barang-barang ke dekat pintu masuk. Setelah semua barang dibawa masuk ke dekat pintu masuk, Sanza pergi ke ATM terdekat buat ngambil duit. Saya pun berdiri sendirian sambil menunggu Oki dan Nadia. Tak lama kemudian ada seseorang yang mencolek bahu saya. Saya pun melihat ke arah belakang ternyata itu Nadia dan pacarnya. Saya pun berkenalan dengan pacar Nadia.
“Kenalin nama saya Panji” kata pacar Nadia sembari memberikan tangannya untuk berjabat tangan.
“Oh iya, saya Rizky” jawab saya.
Nadia pun memotong obrolan saya dengan Panji, terlihat muka Nadia yang panik, “Riii, ehmm.... iniii... emm”
Saya dan Panji heran. Saya pun bertanya ke Nadia, “Kenapa Nad?”
“Ri, mana tas saya warna biru donker ya? Kok gak ada”
“Duh saya gak tau, coba tanya sama Sanza” Ujar saya yang bingung dimana barang tersebut.
Saya melihat muka Nadia yang mulai panik. Terlihat dari jauh Sanza datang mendekati kami. Nadia pun langsung bertanya.
“San, mana tas saya” kata Nadia.
Sanza memegang kepalanya,“Oh iya lupa ketinggalan di mobil. Emang isinya apa?”
Nadia semakin panik dan mulai meneteskan air mata “ISINYA DOMPET SAMA LAPTOP!”
"APAAAAAH!!!!!" Saya, Sanza, dan Panji kaget.
“Yaudah telpon blue bird aja langsung, San” kata saya
Panji tak tinggal diam, “Kode mobilnya tadi UD 097”
Sanza langsung menghubungi taxi blue bird. Dan kata orang yang mengangkat telpon mereka masih menunggu konfirmasi dari taxinya. Sanza juga menghubungi nomor bapak supirnya yang menelepon Sanza pagi hari waktu nyari alamat tempat kami. Hampir 20 kali kami menghubungi supirnya tapi gak ada jawaban. Saya pun berinisiatif untuk bertanya ke supir taxi blue bird yang lain yang ada di bandara.
“Permisi, Pak. Saya tadi naik taksi blue bird. Nah ada barang yang ketinggalan di mobil. Tadi udah hubungin kantor blue birdnya tapi belum ada tanggapan yang jelas. Kode mobilnya UD 097” kata saya kepada pak supir blue bird yang ada di bandara.
“Oh kalo ketinggalan nanti pasti di balikin. Dijamin bakal di balikin hari ini. Semoga aja supirnya masih gak jauh dari sini jadi gak begitu lama nunggu” Ujar supir tersebut.
“Haturnuhun pak atas informasinya”
Saya pun menjelaskan apa yang di bilang bapak supir tadi ke Sanza, Nadia, dan Panji. Nadia yang daritadi nangis mulai sedikit tenang. Tak lama Oki datang menghampiri kami, “Kenapa Ky?”
“Ini tas Nadia ketinggalan di taxi, Ki” saya melihat mobil yang lewat berharap itu taxi berkode UD 097, “Yaudah, selagi kita tunggu supirnya kita boarding pass dulu aja. Takutnya kita ketinggalan pesawat”
Kami pun masuk ke bandara dan mengambil antrian buat boarding pass. Sanza sibuk menelpon supir taxi, sedangkan Panji sibuk menghibur Nadia yang masih menangis. Saya sibuk foto selfie.
Setelah boarding pass kami masih menunggu kabar dari Pak supir datang ke bandara. Hampir pupus dengan semua penantian ini karena pak supir tak kunjung datang, akhirnya hp Sanza berdering. Ternyata itu panggilan dari Pak supir yang sudah ada di depan bandara. Saya, Panji, dan Sanza langsung buru-buru ke luar bandara menemui Pak supir. Terlihat dari dalam mobil blue bird kode UD 097. Pak supir menyadari kehadiran kami, kami pun bergegas menghampiri dia.
“Maaf lama ya. Ini tasnya. Gak saya apa-apain kok. Periksa aja dulu” kata Pak supir yang terlihat seperti ketakutan.
Sanza pun mengambil tas tersebut. Masih terdapat laptop dan dompet milik Nadia.
“Pak, makasih banget udah mau nganterin” Ujar saya. Pak supir memberikan senyuman ke kami.
Panji memberikan selembar uang kertas ke Pak supir tersebut.
Pak supir berniat mengembalikan duit ke Panji, “Gak usah a’, gak usah. Ini emang tugas saya”
“Gak apa-apa. Ini ucapan terima kasih kami ke bapak” kata Panji.
“Terima kasih, a’”
Kami pun serontak berbicara, “Sama-sama, Pak”
Pak supir itu pergi meninggalkan kami. Blue bird benar-benar taksi pilihan terbaik bagi masyarakat. Selain mobilnya yang nyaman, supirnya juga pada ramah semua. Jasa Pak supir tersebut tetap kami ingat. Semoga kebaikan yang sudah dia lakukan di balas oleh Allah SWT.
Kami pun masuk kembali ke dalam bandara dan menunggu di ruang tunggu. Oki pun mengajak kami untuk masuk ke dalam pesawat karena pesawat yang akan membawa kami ke Palembang ingin lepas landas. Kami langsung buru-buru masuk pesawat dan duduk di bagian belakang pesawat. Tak lama kemudian pesawat pun lepas landas membawa kami terbang melayang diantara awan putih. Sudah terlihat canda tawa diantara kami, termasuk Nadia yang sebelumnya menangis bak drama korea kembali tertawa kayak kuntilanak. Tak ada lagi kesedihan di raut muka Nadia.
1 jam kemudian kami pun mendarat di bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Di bandara sudah ada kakak saya yang menjemput. Sanza dan Nadia dijemput oleh ibu mereka dan Oki dijemput oleh ayahnya.
Saat menuju mobil terlihat di depan saya seorang bapak yang marah ke supir taksi yang memarkirkan mobilnya di pinggir jalan yang membuat bapak itu terhalang untuk jalan.
“Apa-apaan ini parkir di mobil jalan” Kata bapak itu yang terlihat kesal.
Supir tersebut tak tinggal diam,“Ini emang tempat parkir buat ngejemput penumpang, Pak!”
Saya cuma melihat itu dan melanjutkan jalan menuju mobil. Saat akan masuk mobil saya kembali melihat bapak dan supir itu kembali ribut.
Supir yang sebelumnya sudah masuk ke dalam taxi kembali keluar menghampiri bapak tersebut, “Bapak kenapa mau marah-marah? Itu emang tempat taxi, Pak?”
Bapak tersebut kembali marah-marah, “Saya mau lewat, mobil kamu menghadang saya.”
“Mending bapak ikut saya ke kantor” Supir menarik bapak tersebut.
Bapak tersebut mendorong supir, “KAMU SAYA TUNGGU DI DEPAN KALO BERANI!?!!”
Supir hanya tertawa kecil dan meninggalkan bapak tersebut. Sesekali terliat si supir masih menantang bapak itu.
Bapak tersebut masih tidak tinggal diam, “KETEMUAN DI DEPAN!!!!”
Saya menggelengkan kepala melihat mereka. Kakak pun menghidupkan mobil dan pergi meninggalkan bandara.
Saya pun melihat kota dari dalam mobil. Saya tersadar kalo saya sudah kembali ke kota yang keras. Orang disini seperti memiliki prinsip lebih baik mati daripada hilang harga diri. Emang betul, mayoritas masyarakat disini lebih mementingkan opini mereka daripada opini orang lain yang dirasa merugikan diri dia sendiri. Kalo orang lain tidak setuju dengan opini dia, maka akan terjadi keributan karena sama-sama mementingkan diri sendiri. Beda dengan kota Bandung. Yang mayoritas orang sunda. Orang disana benar-benar lembut. Bisa dibilang kalo orang sunda merasa dirugikan mereka tetap tak melupakan kata maaf, mereka tidak egois. Mereka menghargai opini orang lain. Mereka tidak hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri.
Dari 1 tahun saya berada di Bandung, saya belajar betapa buruknya keegoisan, dan betapa pentingnya menghargai pendapat orang lain. Saya juga harus menyesuaikan diri saat di Bandung maupun disini. Ketika di Bandung saya harus lebih belajar bagaimana cara lembut ke orang lain. Dan ketika disini, saya harus belajar menghadapi orang yang keras wataknya. Dengan artian ketika saya berhadapan dengan orang yang mementingkan diri mereka sendiri, saya harus memberikan senyuman kepada dia dan katakan ‘maaf’. Karena, dengan kata ‘maaf’ berarti kita tidak mau beradu opini yang tidak penting. Selain itu, dengan kata ‘maaf’ mengajarkan orang egois untuk berubah menjadi lebih baik!
Lupakan tentang masalah tersebut, sekarang saya harus menikmati masa liburan ini. Liburan ini benar-benar saya tunggu selama ini. Dari saya sendirian di asrama sampai tertinggalnya tas Nadia sudah menemani perjalanan saya hingga bisa datang kembali ke Palembang untuk menikmati masa libur selama 3 bulan. Teman-teman sudah banyak yang saya hubungi untuk bertemu sekalian sharing masa kuliah. Ada beberapa orang yang bisa, ada juga yang gak bisa buat temuan. Kesibukan orang emang beda-beda. Terpenting saya bisa kembali ke kota ini. Kota yang sudah membesarkan saya. Disini saya bisa berkumpul bersama keluarga dan orang-orang terdekat lainnya. Yihaaaa !!!
Tepat pukul 7 pagi hp saya berdering...
"Kamu dimana... Dengan siapa.. semalam berbuat apa. Kamu dimana.. dengan siapa disini aku menunggumu dan bertanya"
Saya lihat ada telepon via Line dari Sanza. Teman saya buat balik bareng ke Palembang. Selain dia ada Oki, dan Nadia yang akan pulang bareng saya.
“Riiiii banguuuun, udah jam 7 nii” Kata dia dengan nada tinggi.
“Iye bawel, udah bangun dari beberapa detik yang lalu” Saya kesel karena ganggu mimpi
Setelah telepon itu saya bangun dari tempat tidur untuk mempersiapkan kembali barang-barang yang akan di bawa. Tak lama kemudian hp saya kembali berunbyi. Kali ini ada telepon via Line dari Markus.
“Haloooo, saya udah bangun Kus” Kata saya.
“Oh. Syukur dah. Saya sekarang udah di kereta” Ujar Markus.
“Yowes, hati-hati di perjalanan Kus. Thanks udah mau ngebangunin hahha”
“Wokeee”
Semua barang sudah saya siapkan. Saya pun tidur-tiduran di kasur sambil buka media social dari hp. Karena tidur-tiduran akhirnya saya pun tertidur ‘lagi’.
Pukul 8 pagi hp berbunyi, kali ini ada telepon lagi dari Sanza.
“Riii, dimana?” tanya Sanza.
“Halo, iya. Saya di asrama. Kenapa”
“Saya udah di depan asrama. Ini udah di taxi. Cepet.”
“Siap, Bu!”
Saya langsung buru-buru ke kamar mandi buat cuci muka, setelah itu ngambil barang dan langsung ke depan asrama. Di depan asrama saya lihat ada Nadia dengan pacarnya, sedangkan Sanza di dalam taxi blue bird. Saya pun masuk taxi dan duduk di kursi bagian belakang bersama Sanza. Di kursi bagian depan di jadiin tempat ngeletakkin koper karena di bagasi udah gak muat lagi ngeletakkin barang.
“Eh kenapa Nadia gak masuk ke dalem taxi”
“Dia mau sama pacarnya tuh, tapi barang-barangnya ada di mobil”
“Ohhh...” saya pun melihat asrama buat terakhir sebelum saya memulai liburan.
Supir taxi pun mulai mengemudi mobilnya menuju Bandara Hussein Sastranegara. Pagi itu jalanan Bandung terlihat padat merayap. Pak supir memilih untuk melewati jalan tol agar tidak terjebak macet dan lebih cepat sampai. Kurang lebih setengah jam kemudian kami pun sampai di bandara. Pak supir menurunkan barang-barang dari mobil. Saya pun mengecek barang yang ada di jok depan dan bagasi mobil.
“Udah selesai semua, Pak?” Tanya saya ke pak supir.
“Udah semua a” jawab dia.
“Ini pak bayarannya, haturnuhun (makasih) ya pak”
“Sami-sami a’”
Pak supir pun masuk kembali kedalam mobil dan pergi meninggalkan barang. Selagi menunggu Oki dan Nadia yang belum datang, saya dan Sanza membawa barang-barang ke dekat pintu masuk. Setelah semua barang dibawa masuk ke dekat pintu masuk, Sanza pergi ke ATM terdekat buat ngambil duit. Saya pun berdiri sendirian sambil menunggu Oki dan Nadia. Tak lama kemudian ada seseorang yang mencolek bahu saya. Saya pun melihat ke arah belakang ternyata itu Nadia dan pacarnya. Saya pun berkenalan dengan pacar Nadia.
“Kenalin nama saya Panji” kata pacar Nadia sembari memberikan tangannya untuk berjabat tangan.
“Oh iya, saya Rizky” jawab saya.
Nadia pun memotong obrolan saya dengan Panji, terlihat muka Nadia yang panik, “Riii, ehmm.... iniii... emm”
Saya dan Panji heran. Saya pun bertanya ke Nadia, “Kenapa Nad?”
“Ri, mana tas saya warna biru donker ya? Kok gak ada”
“Duh saya gak tau, coba tanya sama Sanza” Ujar saya yang bingung dimana barang tersebut.
Saya melihat muka Nadia yang mulai panik. Terlihat dari jauh Sanza datang mendekati kami. Nadia pun langsung bertanya.
“San, mana tas saya” kata Nadia.
Sanza memegang kepalanya,“Oh iya lupa ketinggalan di mobil. Emang isinya apa?”
Nadia semakin panik dan mulai meneteskan air mata “ISINYA DOMPET SAMA LAPTOP!”
"APAAAAAH!!!!!" Saya, Sanza, dan Panji kaget.
“Yaudah telpon blue bird aja langsung, San” kata saya
Panji tak tinggal diam, “Kode mobilnya tadi UD 097”
Sanza langsung menghubungi taxi blue bird. Dan kata orang yang mengangkat telpon mereka masih menunggu konfirmasi dari taxinya. Sanza juga menghubungi nomor bapak supirnya yang menelepon Sanza pagi hari waktu nyari alamat tempat kami. Hampir 20 kali kami menghubungi supirnya tapi gak ada jawaban. Saya pun berinisiatif untuk bertanya ke supir taxi blue bird yang lain yang ada di bandara.
“Permisi, Pak. Saya tadi naik taksi blue bird. Nah ada barang yang ketinggalan di mobil. Tadi udah hubungin kantor blue birdnya tapi belum ada tanggapan yang jelas. Kode mobilnya UD 097” kata saya kepada pak supir blue bird yang ada di bandara.
“Oh kalo ketinggalan nanti pasti di balikin. Dijamin bakal di balikin hari ini. Semoga aja supirnya masih gak jauh dari sini jadi gak begitu lama nunggu” Ujar supir tersebut.
“Haturnuhun pak atas informasinya”
Saya pun menjelaskan apa yang di bilang bapak supir tadi ke Sanza, Nadia, dan Panji. Nadia yang daritadi nangis mulai sedikit tenang. Tak lama Oki datang menghampiri kami, “Kenapa Ky?”
“Ini tas Nadia ketinggalan di taxi, Ki” saya melihat mobil yang lewat berharap itu taxi berkode UD 097, “Yaudah, selagi kita tunggu supirnya kita boarding pass dulu aja. Takutnya kita ketinggalan pesawat”
Kami pun masuk ke bandara dan mengambil antrian buat boarding pass. Sanza sibuk menelpon supir taxi, sedangkan Panji sibuk menghibur Nadia yang masih menangis. Saya sibuk foto selfie.
Setelah boarding pass kami masih menunggu kabar dari Pak supir datang ke bandara. Hampir pupus dengan semua penantian ini karena pak supir tak kunjung datang, akhirnya hp Sanza berdering. Ternyata itu panggilan dari Pak supir yang sudah ada di depan bandara. Saya, Panji, dan Sanza langsung buru-buru ke luar bandara menemui Pak supir. Terlihat dari dalam mobil blue bird kode UD 097. Pak supir menyadari kehadiran kami, kami pun bergegas menghampiri dia.
“Maaf lama ya. Ini tasnya. Gak saya apa-apain kok. Periksa aja dulu” kata Pak supir yang terlihat seperti ketakutan.
Sanza pun mengambil tas tersebut. Masih terdapat laptop dan dompet milik Nadia.
“Pak, makasih banget udah mau nganterin” Ujar saya. Pak supir memberikan senyuman ke kami.
Panji memberikan selembar uang kertas ke Pak supir tersebut.
Pak supir berniat mengembalikan duit ke Panji, “Gak usah a’, gak usah. Ini emang tugas saya”
“Gak apa-apa. Ini ucapan terima kasih kami ke bapak” kata Panji.
“Terima kasih, a’”
Kami pun serontak berbicara, “Sama-sama, Pak”
Pak supir itu pergi meninggalkan kami. Blue bird benar-benar taksi pilihan terbaik bagi masyarakat. Selain mobilnya yang nyaman, supirnya juga pada ramah semua. Jasa Pak supir tersebut tetap kami ingat. Semoga kebaikan yang sudah dia lakukan di balas oleh Allah SWT.
Kami pun masuk kembali ke dalam bandara dan menunggu di ruang tunggu. Oki pun mengajak kami untuk masuk ke dalam pesawat karena pesawat yang akan membawa kami ke Palembang ingin lepas landas. Kami langsung buru-buru masuk pesawat dan duduk di bagian belakang pesawat. Tak lama kemudian pesawat pun lepas landas membawa kami terbang melayang diantara awan putih. Sudah terlihat canda tawa diantara kami, termasuk Nadia yang sebelumnya menangis bak drama korea kembali tertawa kayak kuntilanak. Tak ada lagi kesedihan di raut muka Nadia.
1 jam kemudian kami pun mendarat di bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Di bandara sudah ada kakak saya yang menjemput. Sanza dan Nadia dijemput oleh ibu mereka dan Oki dijemput oleh ayahnya.
Saat menuju mobil terlihat di depan saya seorang bapak yang marah ke supir taksi yang memarkirkan mobilnya di pinggir jalan yang membuat bapak itu terhalang untuk jalan.
“Apa-apaan ini parkir di mobil jalan” Kata bapak itu yang terlihat kesal.
Supir tersebut tak tinggal diam,“Ini emang tempat parkir buat ngejemput penumpang, Pak!”
Saya cuma melihat itu dan melanjutkan jalan menuju mobil. Saat akan masuk mobil saya kembali melihat bapak dan supir itu kembali ribut.
Supir yang sebelumnya sudah masuk ke dalam taxi kembali keluar menghampiri bapak tersebut, “Bapak kenapa mau marah-marah? Itu emang tempat taxi, Pak?”
Bapak tersebut kembali marah-marah, “Saya mau lewat, mobil kamu menghadang saya.”
“Mending bapak ikut saya ke kantor” Supir menarik bapak tersebut.
Bapak tersebut mendorong supir, “KAMU SAYA TUNGGU DI DEPAN KALO BERANI!?!!”
Supir hanya tertawa kecil dan meninggalkan bapak tersebut. Sesekali terliat si supir masih menantang bapak itu.
Bapak tersebut masih tidak tinggal diam, “KETEMUAN DI DEPAN!!!!”
Saya menggelengkan kepala melihat mereka. Kakak pun menghidupkan mobil dan pergi meninggalkan bandara.
Saya pun melihat kota dari dalam mobil. Saya tersadar kalo saya sudah kembali ke kota yang keras. Orang disini seperti memiliki prinsip lebih baik mati daripada hilang harga diri. Emang betul, mayoritas masyarakat disini lebih mementingkan opini mereka daripada opini orang lain yang dirasa merugikan diri dia sendiri. Kalo orang lain tidak setuju dengan opini dia, maka akan terjadi keributan karena sama-sama mementingkan diri sendiri. Beda dengan kota Bandung. Yang mayoritas orang sunda. Orang disana benar-benar lembut. Bisa dibilang kalo orang sunda merasa dirugikan mereka tetap tak melupakan kata maaf, mereka tidak egois. Mereka menghargai opini orang lain. Mereka tidak hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri.
Dari 1 tahun saya berada di Bandung, saya belajar betapa buruknya keegoisan, dan betapa pentingnya menghargai pendapat orang lain. Saya juga harus menyesuaikan diri saat di Bandung maupun disini. Ketika di Bandung saya harus lebih belajar bagaimana cara lembut ke orang lain. Dan ketika disini, saya harus belajar menghadapi orang yang keras wataknya. Dengan artian ketika saya berhadapan dengan orang yang mementingkan diri mereka sendiri, saya harus memberikan senyuman kepada dia dan katakan ‘maaf’. Karena, dengan kata ‘maaf’ berarti kita tidak mau beradu opini yang tidak penting. Selain itu, dengan kata ‘maaf’ mengajarkan orang egois untuk berubah menjadi lebih baik!
Lupakan tentang masalah tersebut, sekarang saya harus menikmati masa liburan ini. Liburan ini benar-benar saya tunggu selama ini. Dari saya sendirian di asrama sampai tertinggalnya tas Nadia sudah menemani perjalanan saya hingga bisa datang kembali ke Palembang untuk menikmati masa libur selama 3 bulan. Teman-teman sudah banyak yang saya hubungi untuk bertemu sekalian sharing masa kuliah. Ada beberapa orang yang bisa, ada juga yang gak bisa buat temuan. Kesibukan orang emang beda-beda. Terpenting saya bisa kembali ke kota ini. Kota yang sudah membesarkan saya. Disini saya bisa berkumpul bersama keluarga dan orang-orang terdekat lainnya. Yihaaaa !!!
Cie akhirnya ada nih postingannya Ri. Hahaha applause applause!
BalasHapusBodor sih kok tasnya Nadia bisa ketinggalan gitu-__- lagian dia juga udah tau isinya dompet sama laptop, kok bisa ditinggal. Harusnya ditenteng sendiri ya.
Liburnya sampai kapan Ri? Kok kayaknya Telkom lebih cepet ya liburnya. Btw, kamu itu nggak dibayar Blue Bird buat promosi kan? Hahaha. Aku lebih suka GR soalnya harganya juga lebih bersahabat sih.
Ehm, kok aku kesindir ya orang Bandung (Sunda) ramah dan lembut? Iya emang kami sifatnya gitu kok. Serius :D
akhirnya Wii, setelah sekian lama blog ini penuh sarang laba-laba. hahahha, thank youuu...
Hapusnah bener kata kamu, aku aja sempet kesel juga. apa salahnya ditenteng tasnya, udah tau isinya brang berharga -_-
liburannya sampai akhir Agustus Wi. aku sih dari kemarin ngeliatin saldo tabungan, kali aja dpet kiriman dari Blue Bird wkwkwk. Aku malah lebih suka pake kendaraan pribadi :p
Iya iyaa, aku juga serius ngomong gitu. masalahnya itu emang nyata :D
Aku malah sering dimarahin pacar kalo ninggalin tas isinya barang-barang berharga di mobil-_-
HapusTapi nggak dapet? Ckck kasian haha. Aku lebih seneng jalan kaki. Sehat tau. Apalagi kalo pagi-pagi. Udara Bandung bersahabat banget loh~
Wah makasih makasih, jadi terharu gini. Hiks. Eh Ri, boleh kali nanti pulangnya titip tekwan~
iya Wi, seharusnya mah kalo barang berharga itu selalu di pegang.
HapusNggak dapet nih, sial wkwkk. Iya kalo pagi mah bersahabat, apa kabar kalo siang? Panaaas ..
Boleh kalii. Tapi siap-siap aja ntar dateng ke Dayeuhkolot pas aku bali hahha :D
Eits, panas sih di Dayeuhkolot aja kali. DU? Cool cool aja kok hahaha.
HapusYah Ri, anterin dong ke DU, tapi ongkirnya gratis :p atau lemparin aja kan pulang dari bandara, Gasibu kelewatan tuh.
Nah itu maksudnya, Dayeuhkolot panas banget beda kayak di atas sana -_-
HapusYaudah deh ntar aku lempar ya dari pesawat, kamu siap-siap di depan rumah Wi.
wihh.. enaknya yg udah pulkam. aku belum ye.. #stay cool
BalasHapusmemang benar kalo barang pribadi sebaiknya dibawa sendiri
salut buat kejujuran supirnya.
dan itulah salah 1 hikmah kuliah merantau. kita jadi bisa belajar banyak dari org2 di luar prov yg beda dgn kita. sampai skrgpun aku ngerasa kalo logat sama watak org2 kita memang keras :D
sini sini baleeeek wkwkk....
Hapusnah itu keuntungan kita Ber, kita bisa belajar bagaimana kelebihan orang disana dan sekaligus mengetahui kekurangan diri kita. beneeeeer, stidaknya kita skarang belajar untuk menjadi watak yang lembut :D
akhirnya sampe di kota kelahiraan.. kereen2,, walopun sempat panik gegara ada yang ketinggalan yah :o
BalasHapusiya bro ahaha ..
HapusRame banget adegan ketinggalan tas itu. Tapi semoga bisa jadi pengalaman berharga agar tak terulang lagi. Tapi Rizky lucu di kala semua heboh dan panik malah asyik foto selfie sendiri, hihi.
BalasHapusSalam kenal ya, ini kunjungan pertamaku ke blog ini. Sesama BE.
BTW, nanti kalau menulis jangan lupa diperhatikan tanda bacanya. Ada yang ketinggalan titik di akhir kalimat. :)
Selamat berlibur saja, dan jangan lupa oleh-oleh ceritanya. Cerita kuliner mau banget. :D
iya Mbak, itu bisa jadi pengalaman agar kedepannya gak terulang lagi. hehee. Salam kenal juga Mbak :)
HapusOh iya, makasih ya atas masukannya, jadi bisa koreksi lagi setiap nulis :D
gak jago mah kalo cerita tentang kuliner :p
haaak! vina pernah ngerasain kepanikan saat tas ketinggalan di mobil -_-
BalasHapusduh panik nya membahana..
tapi itu bapak bapak yang kelahi itu, agak menyeramkan suasananya ya :|
tapi setiap kekerasan yang dibalas kelembutan, maka kekerasan akan meleleh dengan sendirinya :D
apalagi kalau udah kata maaf terucap dengan tulu dan beneran hihi.. :)
Paniknya membahana bangeet Viin, tapi kalo gak ada kejadian itu gak akan ada tulisan seperti ini wkwk :p
Hapusnah makanya, aku bisa belajar orang Jawa akan kelembutan hati mereka :)
Ceritanya enak banget buat dibaca rie! aku sampe kepoin part 1 nya hahaha.
BalasHapusuntung aja itu laptop balik, blue bird baik banget. di samarinda nggak ada blur bird sih. kembali ke kota yang keras itu palembang maksudnya? masa palembang kotanya keras sih?
wah makasih Kuh, makasih banget :3
Hapusblue bird pilihan masyarakat wkwk
keras disini maksudnya kadang logat bicaranya rada kasar, pokoknya gak selembut di Jawa. Itu sih opini gua, Kuh. Tapi bukan gua aja sih yang opini gitu. Itu di atas Kiki BR kasih opini juga, dia orang Palembang :p
Hmm,, ini sambungan yang kemaren kan... syukurlah lo udah nyampe kampung walaupun ada acara ketinggalan segala, makanya sekali lagi diingat dong barang bawaannya :)
BalasHapusgua akan selalu inget apa yang gua bawa. Tapi itu bukan punya gua dan orang yang punya gak nitip ke gua buat di jagain. Tau aja nggak gua kalo ada tas itu di mobil :p
HapusHalo, Om. Kunjungan pertama nih. Keren, saya suka caranya bercerita. Ngalir banget. Blognya saya follow ya...
BalasHapushalow juga Kakek :v thank you bro
HapusUntung banget ya tasnya dikembaliin tanpa ada yang hilang sama sekali. Tapi agak gak mungkin juga sih supirnya ngambil, kalo ketahuan pasti bakalan dihukum, dipecat dari supir bluebird.
BalasHapusBaru aja nyampe udah liat orang berantem cuma gegara masalah parkir. Tapi emang orang disana suka kek gitu, ri? Egois
Alhamdulillah bang semua berjalan dengan lancar. Iya bener juga bang, apa lagi temen gua tau kode taksinya :D
HapusGak semuanya bang, hanya beberapa orang yang keliatan egois gitu. Tapi kalo di bandingin antara orang Sumatera sama orang Jawa, gua akui kalo Jawa sangat lembut di banding disini.
gak tau, kan itu bukan barang gua. Masalahnya lagi orangnya yang punya gak nitip ke gua buat di jagain :p
BalasHapuskalau gue jadi Nadia juga pasti bakalan nangis kejer...dompet dan lepi itu separuh nyawa gueeeee..hehehe tapi nggak papa akhirnya bisa kembali juga..pak sopir memang josss bingittt!!!
BalasHapusah, enak banget tapi bisa liburan ke Palembang ya??? Pantai di palembang bagus nggak?? I hope one day I can go thereeeee...:D selamat liburaaaaaaan...btw, salam kenal juga ya...mampir mampir dan follow aye yaaa...hehehe
itu Nadia udah nangis, kasian juga sih ngeliat dia.
Hapusdi Palembang gak ada pantai, adanya sungai musi ~ -_-
siap ntar aye follow.
Semoga bapak supir taksinya masuk surga.
BalasHapusEh, serius orang palembang egoisnya tinggi ?
Ternyata lo belajar banyak hal ya di bandung, bukan cuma materi kuliah :)
Amieeen..
Hapusiyap, itu dari opini gua. gua juga merantau tujuannya itu, belajar apa yang gua gak ketahui selain materi kuliah :)
Setahun di bandung udah bisa bahasa sunda ya riz? Haha.. :D
BalasHapusItu si nadia malah asik pacaran di mobil, kalian disuruh jaga tasnya. Haha untung aja si bapak taxi orangnya baik. Dan untungnya dari perusahaan terkenal juga sih, pasti mereka udah diwanti-wanti untuk mulangin barang yg ketinggalan. :D
Budaya jawa sama sumatera emang beda, begitupun sulawesi, yahh mirip2 dikitlah, masih mentingin ego. :D
Rik ... kebalik keles -_- Kami yang naik mobil dan ngejagain tas. Nadia nya naik motor bareng pacar ~
Hapusyap bener rik, tapi setidaknya gua bisa belajar banyak dari orang sunda :)
Waaaah maaf ya baru bisa BW. Ngomong-ngomong aku bisa bayangin gimana paniknya Nadia yang tasnya ketinggalan di taksi. apalagi ada laptopnya. ckckck, untung supirnya bertanggungjawab dan baik banget ya.
BalasHapusMasih ada juga orang yang kaya' gitu.
Pasti seneng juga tuh bisa pulkam ke Palembang. apalagi udah ngehubungin temen-temen yang lain buat diajakin sharing.
enak banget ya, jadi pengen....
Alhamdulillah, tanpa kita ketahui banyak juga orang yang kaya gitu di luar sana :)
Hapuswah...lahamdulillah masih bisa balik....kalau enggak,,,pasti menyesal banget tuh...
BalasHapusapalagi ini bulan puasa #apahubungannyacoba
untunglah dia itu supir blue bird....
kalau supir kereta mungkin udah lenyap itu ya bang....
turut prihatin..
semoga tak terulang...
oh, iya, ditunggu folbacknya :P